Article Detail

Workshop Musik, Vocal dan Gerak DENDANG KENCANA 2017

 Sabtu, 26 Agustus 2017 di Hotel Santika Pandegiling Surabaya, telah diselenggarakan Workshop Musik, Vocal  dan Gerak Dendang Kencana 2017 dengan pembicara Aning Katamsi dan Nadya Simanjuntak dengan penyelenggara Bentara Budaya. Peserta berjumlah 60 orang yang sebagian besar guru TK dan SD serta pelatih nyanyi di sekolah. Acara mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.00.

Acara terdiri dari 3 sesi. Sesi I, pembicara Ibu Aning Katamsi, Sesi  II, pembicara Ibu Nadya Simanjuntak, dan sesi III paduan suara dari peserta workshop.

Sebagai pembicara pertama Ibu Aning Katamsi mengupas tentang latar belakang diadakannya workshop Musik, Vocal  dan Gerak Dendang Kencana 2017 dan langkah-langkah melatih anak menyanyi disertai contoh implementasinya.

Latar belakang  diadakannya workshop ini adalah adanya keprihatinan bahwa saat ini lagu anak-anak jarang terdengar.  Banyak anak menyanyikan lagu dewasa.  Banyak guru hanya menggubah lagu  dari lagu yang sudah ada. Alangkah baiknya apabila guru dapat menciptakan lagu.

Ada beberapa pendapat mengenai usia awal anak mulai boleh mengikuti latihan vocal. Ada yang berpendapat anak baru boleh dilatih ketika memasuki usia pubertas di saat pita suara mereka sudah lebih kuat. Pendapat yang lain mengatakan anak boleh dilatih sedini mungkin, ketika anak sudah mulai senang  menyanyi.  Hal ini untuk menghindari kesalahan teknik dalam bernyanyi yang bisa berakibat rusaknya instrument vocal anak dan juga untuk melatih pendengaran sejak dini.

Langkah-langkah Melatih Anak bernyanyi

  1. Mulai dengan menggerakkan tubuh (olah tubuh).

Olah tubuh di awal latihan, seperti peregangan dan latihan postur membuat anak lebih siap mengikuti latihan-latihan selanjutnya.

  1. Latihan pernapasan secara sederhana
  2. Mengenalkan register

Latih dengan glissando mengikuti bunyi sirene dari nada bawah,  ke atas, dan turun lagi.

Nada atas ketika anak bisa merasakan getaran suara di kepala. Nada bawah dinyanyikan mendekati suara bicara anak-anak.

  1. Mengenal nada

Untuk anak-anak usia TK, SD kelas I dan II, masih banyak yang belum mengerti konsep nada.

Latih mereka mengikuti nada piano atau suara guru. Kalau perlu dibantu dengan gerakan  tangan naik turun mengikuti naik turunnya  nada.

  1. Mengenalkan konsep tangga nada

Mulai latihan dengan  3 not dan 5 not pertama tangga nada mayor dengan menggunakan do re mi fa sol. Untuk anak-anak bisa dimulai dari tangga nada F mayor, kemudian dinaikkan ½ nada sampai nada yang sanggup mereka jangkau, lalu turun lagi

  1. Mulai melatih  dengan huruf hidup (vowel)

Latihan membunyikan aaa, eee, iii, ooo, uuu.  Biasanya lebih mudah mengarahkan anak-anak  dengan bantuan gerakan tangan untuk menghasilkan suara yang diinginkan.

  1. Mempelajari lagu

Untuk anak-anak usia TK, SD kelas I dan II biasanya dilatih dengan menirukan suara guru. Guru menyanyikan keseluruhan lagu terlebih dulu supaya anak tertarik dan mengerti lagunya secara utuh. Kemudian guru bisa melatih menyanyikan per kalimat.

Untuk anak-anak yang lebih besar (8-12 tahun) bisa langsung menggunakan not.

 

Pembicara kedua  Ibu Nadya Simanjuntak membahas tentang koreografi dalam paduan suara.

Ada 5 elemen koreografi

  1. Waktu, tempo lagu
  2. Ruang, tempat latihan sebaiknya sesuai tempat acara
  3. Ekspresi , anak diajak berimajinasi. Dunia anak riang gembira, polos, dan natural
  4. Bentuk, anak peniru yang paling baik. Bentuk penting karena merupakan bagian dari tenaga. Bentuk lurus, serong, atau yang lainnya.
  5. Level, kesamaan tinggi tubuh

Paduan suara, suara sama tidak ada yang menonjol. Paduan suara anak pada dasarnya bernyanyi dan berdendang. Bernyanyi mengikuti notasi yang benar, serta bernyanyi dan bergerak sesuai lagunya.

Koreografi paduan suara tetap ada batasan agar tidak keluar dari jalurnya. Harus rapi, ada jiwanya, apapun geraknya asal sama.

Hal-hal yang diperhatikan dalam membuat koreografi paduan suara:

  1. Pelajari/pahami latar belakang genre dan karakter lagu
  2. Jika koreografi dibuat oleh koreografer tari pastikan pelatih paduan suara mendampingi. Jika koreografi dibuat oleh pelatih paduan suara langsung, simak dan kaji betul bentuk dari lagu yang dibawakan
  3. Sama seperti koreografi/karya tari pada umumnya, koreografi dalam paduan suara juga harus bisa dipertanggungjawabkan supaya esensi dari gerakan tidak tampak seolah asal gerak.
  4. Hindari koreografi yang penuh dari awal hingga akhir lagu. Resikonya penyanyi mudah kehabisan nafas.
  5. Hindari membuat gerakan-gerakan yang terlalu cepat berganti motif karena dapat menyebabkan penyanyi hilang fokus utama dalam menginterpretasikan lagu
  6. Hindari gerakan-gerakan yang mengganggu proses kerja diagfragma. Singing posture yang benar tetap perlu diutamakan.

Sesi ke-3 pembentukan kelompok paduan suara dari peserta workshop. Peserta dibagi menjadi 6 kelompok untuk membawakan lagu anak yang berbeda. Lagu-lagu dari pemenang lomba cipta lagu  yang diadakan oleh Dendang Kencana. Lagu Ayo Hemat, Yuk Kita Makan, Aku Cinta Indonesia, Bersepeda, Wortel dan Bayam, Sepatuku. Peserta  diberi waktu 1 jam untuk berlatih lagu dalam bentuk paduan suara beserta koreografinya, dengan dirigen dan pianis (dari anggota kelompok kalau ada)

Satu per satu kelompok paduan suara menampilkan diri dinilai oleh juri yang terdiri dari  Ibu Aning Katamsi dan Ibu Nadya Simanjuntak. Hasilnya semua kelompok menampilkan paduan suara yang bagus sekali. Yang menjadi juaranya adalah kelompok 4 dengan lagu Wortel dan Bayam. Pemenang mendapatkan hadiah kaos dari sponsor.

Diumumkan bahwa akan diadakan lomba paduan suara anak yang direncanakan tanggal 27 November 2017 diharapkan sekolah-sekolah menyiapkan diri.

Workshop ditutup dengan menyanyikan lagu Dendang Kencana oleh semua peserta. Sebelum pulang para peserta mendapatkan sertifikat.(Maria A)

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment