Article Detail

Iri Hati adalah Akar dari Dosa

Apa yang kamu rasakan ketika mendengar orang lain dipuji? Merasa ikut senang , merasa sedih, merasa iri? Macam-macam perasaan bisa muncul ketika melihat orang lain lebih dari diri sendiri. Lebih pandai, lebih cantic/ganteng, lebih sukses, lebih disukai, lebih kaya atau lebih dalam hal lain. Perasaan yang biasanya muncul adalah iri hati.

Iri hati adalah perasaan manusiawi. Setiap orang bisa memiliki perasaan tersebut. Namun itu tidak boleh dipelihara. Mengapa? Karena rasa irihati dapat membuat manusia kehilangan kemanusiaannya. Manusia dapat berlaku tidak adil, kejam dan bahkan bisa membunuh hanya karena iri hati.Demikian yang disampaikan Romo A. Andri Noertjahja E.W, Pr. (yang biasa dipanggil Romo Aan) dalam khotbahnya pada misa Jumat pertama untuk siswa TK dan SD Kartini pada 2 Maret 2018.

Perasaan iri hati adalah sikap  dasar yang ada dalam diri manusia. Artinya setiap manusia pasti memiliki sikap iri hati. Rupa-rupanya sikap iri hati merupakan sumber dosa, karena akibat sikap itu manusia dapat berbuat jahat, bahkan bisa membunuh. Hal ini seperti tertulis dalam kitab suci dalam cerita tentang Yusuf dan saudara-saudaranya yang kita dengarkan hari ini.Yusuf disengsarakan oleh saudaranya, dibuang ke sumur dan akhirnya dijual pada kafilah hanya karena saudara-saudaranya merasa Yusuf lebih disayang ayahnya daripada mereka.

Dalam khotbahnya Romo juga mengingatkan bahwa setiap manusia pasti memiliki kelebihan yang berbeda – beda. Tidak perlu iri hati, melihat orang lain lebih sukses, lebih terkenal, lebih disukai banyak orang karena kelebihan orang lain. Itulah sebabnya rasa iri harus selalu dikikis supaya tidak tumbuh dalam hati. Bagaimana cara mengikisnya? Dengan selalu mensyukuri apapun yang telah kita miliki sebagai anugerah dari Tuhan.Dengan bersyukur, bersyukur dan bersyukur, maka iri hati dapat terkikis, hati menjadi lebih tenang, dan hidup menjadi lebih bahagia(RRC)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment